Kamis, 06 Desember 2012

Perbuatan Riya'


Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya.
Ciri-ciri riya:
Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
Riya membuat amal sia-sia sebagaimana syirik. (HR. Ar-Rabii’)
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut.
Nah orang yang riya juga begitu. Ketika hanya berdua dengan Allah Sang Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi ketika ada manusia yang tak lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya untuk mendapat pujian para budak. Adakah hal itu tidak menggelikan?
Agar terhindar dari riya, kita harus meniatkan segala amal kita untuk Allah ta’ala (Lillahi ta’ala).


A. Definisi
Riya’ adalah seseorang beramal shalih dengan maksud untuk dilihat/dipuji oleh orang lain.

B. Sebab Timbulnya Riya’
Riya’ ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
• Senang karena lezatnya pujian orang lain.
• Lari dari celaan.
• Rakus akan apa yang diperoleh/terdapat pada orang lain.

C. Sebab Bahayanya Riya’
• Lebih berbahaya dari fitnah Dajjal.
• Riya’ menjadi sebab azab di Neraka.
• Riya’ adalah cirri perbuatan orang-orang Munafiq.

D. Macam-macam Riya’
• Seorang hamba dalam beribadah menginginkan selain Allah. Dia senang orang lain tahu/melihat apa yang diperbuatnya. Dia tidak menunjukkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan ini termasuk jenis nifaq.
• Seorang hamba beribadah dengan tujuan dan keinginannya ikhlas karena Allah, namun ketika manusia melihat ibadahnya maka ia bertambah giat dalam beribadah serta membaguskan ibadahnya. Ini termasuk perbuatan syirik tersembunyi.
• Seorang hamba beribadah pada awalnya ikhlas karena Allah dan sampai selesai keadaannya masih demikian, namun pada akhir ibadahnya dipuji oleh manusia dan ia merasa bangga dengan pujian manusia tersebut serta ia mendapatkan apa yang diinginkannya (dunia, missal: dengan memperoleh kedudukan di masyarakat dll).
• Riya’ badaniyah, yaitu perbuatan riya’ dengan menampakkan badan/jasadnya kurus karena banyaknya ibadah sehingga ia disebut sebagai orang ABID (Ahli Ibadah).
• Riya’ dari sisi penampilan atau model. Seperti orang yang berpenampilan compang-camping agar ia dilihat seperti orang yang berlaku/berbuat zuhud 1).
• Riya’ pada ucapan, misal orang yang memberat-beratkan suaranya.
• Riya’ dengan amalan.
• Riya’ dengan teman dan orang-orang yang mengunjunginya. Misal: Teman-teman/orang-orang yang mengunjunginya adalah para ustadz/ulama, maka ia menjadi bangga dan mengharap pujian dari hal tersebut.
• Riya’ dengan mencela dirinya dihadapan manusia.
• Seorang beramal dengan amal ketaatan dan tidak seorangpun mengetahuinya, ia tidak ingin tenar. Akan tetapi jika ia dilihat manusia, ia menginginkan diawali/dihormati dengan pengucapan salam.
• Menjadikan perbuatan ikhlasnya itu sebagai wasilah terhadap apa yang dia inginkan.

E. Solusi Agar Terhindar Dari Riya’
Diantara solusi agar kita terhindar dari perbuatan riya’ adalah sbb:
• Mengetahui jenis-jenis amalan yang diperuntukkan untuk dunia dan mengetahui jenis-jenis riya’ serta factor-faktor pendorong perbuatan riya’
• Mengetahui keagungan Allah Azza wa Jalla.
• Mengenal/mengetahui apa yang telah Allah persiapkan untuk akhir kehidupan.
• Takut dari beramal untuk kepentingan dunia.

Bersambung, Insya Allah
Banyumas, 06 Muharram 1433 H

Catatan kaki:
1. Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang tidak manfaat untuk akhirat.
Labels: Nasehat



0 komentar:

Posting Komentar